Karpet Masjid Sajadah Turki maupun Lokal, terlengkap dengan beragam corak / motif dan warna, hingga custom handmade sesuai permintaan.

Farian Karpet Sajadah Masjid

Rp 4.500.000/Roll

Rp 4.200.000/Roll

Rp 3.700.000/Roll

Rp 3.600.000/Roll

Rp 3.200.000/Roll

Rp 3.000.000/Roll3

Rp 2.000.000/Roll

Rp 1.700.000/Roll

Rp 1.400.000/Roll

Rp 1.100.000/Roll

Rp 2.000.000/100 m2

Produk Lainnya

Spesifikasi Karpet Masjid

SIZE KARPET

Ukuran untuk karpet Lebar 120 cm dan panjang 6 m (tersedia roll ukuran panjang 12 m, sampai 30 m)

KETEBALAN KARPET

Setiap grade karpet memiliki perbedaan ketebalan sesuai kualitas dan harga karpetnya.

TEKSTUR KARPET

Setiap Grade karpet memiliki tekstur yang berbeda beda diantaranya ada yang tipis dan kasar sampai yang paling lembut dan padat.

Mengapa bersama Al Husna ?

Variasi Karpet Lengkap

Banyak produk, pilihan harga, motif serta kualitas beragam.

Kualitas Original

Produk original 100%, sesuai gambar hanya di AlHusna

Berpengalaman

Pesanan anda dikerjakan oleh team ahli dari kami yang sudah ahli di berbagai bidang.

Harga Pas

Dapat memenuhi pembelian dengan kapasitas banyak dengan memberikan harga terbaik.

Transaksi

Pembayaran bisa dilakukan COD. Khusus JABODETABEK.

Ekspedisi Cepat

Ongkos kirim GRATIS untuk wilayah JABODETABEK.

Proses Pemasangan Karpet

Beberapa hasil kerja Al Husna

<< Geser gambar >>

Partnership Kami

“Barang siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangun baginya semisal itu di surga.”
(HR. Bukhari no. 450 dan Muslim no. 533).

Pengiriman menggunakan armada pihak ketiga menjadikan semuanya menjadi lebih cepat (tanpa harus menunggu jadwal mobil gudang) dan kemudahan pelunasan ditempat menjamin keamanan transaksi anda.

Karpet Sajadah Masjid

Karpet Masjid Tebal: Investasi Senyap yang Mengubah Wajah Kenyamanan Ibadah

Bagi banyak pengurus DKM dan donatur, momen mengganti karpet biasanya dimulai dari keluhan yang berulang: jamaah merasa lantai terlalu keras, karpet lama mulai kempes, atau muncul komentar halus soal betis pegal saat duduk lama di kajian. Di titik inilah pilihan pada karpet masjid tebal seharusnya tidak lagi dilihat sebagai “sekadar ganti karpet”, tetapi sebagai langkah strategis yang akan mengubah cara jamaah merasakan setiap pijakan, sujud, dan duduk tenang di rumah Allah selama bertahun-tahun ke depan.

Begitu seorang jamaah melangkah masuk, sebelum ia memperhatikan kubah, lampu gantung, atau kaligrafi di dinding, tubuhnya sudah “berkomunikasi” duluan dengan alas lantai. Kalau yang menyambut adalah permukaan keras, lapisan yang tipis, dan dingin yang merambat ke telapak kaki, rasa lelah dari luar masjid seperti masih terbawa masuk. Sebaliknya, ketika lantai terasa hangat, empuk, dan bersahabat, tubuh lebih cepat rileks. Di sini, kenyamanan fisik justru menjadi pintu pembuka bagi ketenangan batin.

Suasana ba’da Subuh adalah contoh yang sangat jelas. Jamaah duduk melingkar mengikuti kajian, sebagian menyandarkan punggung, sebagian lain duduk bersila cukup lama. Kalau alas ibadahnya tipis dan sudah menua, lama-lama kaki kesemutan, lutut terasa berat, dan punggung mulai tidak nyaman. Tanpa disadari, konsentrasi pada materi kajian menurun, dan sebagian jamaah mulai gelisah. Masalahnya bukan di isi ceramah, tapi di kenyamanan dasar yang kurang didukung.

Ketika karpet yang digunakan punya ketebalan ideal dan serat yang padat, kondisi jadi berbalik. Sujud terasa lembut, tumit saat tasyahud tidak perih, dan duduk lama di majelis ilmu menjadi jauh lebih mudah diterima tubuh. Karpet tidak lagi berfungsi sekadar menutup lantai, tetapi menjadi fasilitas ibadah yang mendukung suasana mesra antara hamba dan Rabb-nya. Ruang yang sama, dinding yang sama, imam yang sama, tetapi pengalaman ibadah terasa sangat berbeda.

Di balik itu semua, ada keputusan manajerial yang sebenarnya cukup kompleks: memilih ketebalan yang sesuai, memastikan jenis bahan tepat, memahami kerapatan serat (density), dan menghitung bagaimana karpet akan bertahan di bawah pijakan ratusan hingga ribuan jamaah setiap hari. Hal-hal teknis ini jarang disinggung di mimbar, tetapi sangat nyata dampaknya dalam kehidupan masjid sehari-hari.

Bagi donatur, memilih karpet yang berkualitas dan berketebalan tepat sejatinya adalah cara cerdas memperpanjang umur manfaat wakaf. Karpet yang terlalu tipis mungkin terlihat “hemat” di awal, tetapi cepat kempes, cepat kusam, dan pada akhirnya memaksa masjid mengeluarkan biaya lagi. Sebaliknya, karpet yang tebal, padat, dan dirawat dengan benar bisa melayani jamaah selama bertahun-tahun, sambil menjadi aliran pahala yang terus berjalan. Setiap sujud nyaman, setiap anak yang belajar mengaji tanpa kedinginan di lantai, adalah bagian dari pahala yang tidak terlihat tetapi terus tercatat.

Masalahnya, banyak keputusan pengadaan karpet masih berputar di pola lama: yang penting warnanya cocok, motifnya enak dilihat, dan harga terasa “masuk akal”. Di sinilah kesalahan-kesalahan umum sering muncul: tergoda diskon besar tanpa melihat spesifikasi ketebalan asli, memilih hanya dari foto katalog tanpa menyentuh sampel, atau mengabaikan fakta bahwa masjid tersebut sangat padat jamaah dan penuh aktivitas kajian.

Begitu karpet dipandang bukan sebagai pos pengeluaran, tetapi sebagai investasi kenyamanan ibadah jangka panjang, cara memutuskan akan berubah total. Pertanyaannya bergeser dari “berapa harganya?” menjadi “seberapa lama karpet ini bisa menjaga jamaah tetap nyaman beribadah?”. Dari sini, pembahasan teknis seperti standar ketebalan, jenis material terbaik, kerapatan serat, hingga kecocokan dengan karakter masjid, menjadi sangat relevan.

Ketebalan Karpet: Parameter Kecil dengan Dampak Besar

Ketebalan sering kali hanya dianggap angka di brosur. Padahal, di lapangan, angka inilah yang membedakan karpet yang masih terasa empuk setelah lima tahun dengan yang sudah kempes dalam dua atau tiga tahun. Ketebalan bekerja bersama kerapatan serat untuk menciptakan pondasi kenyamanan yang solid.

Umumnya, karpet masjid berkualitas memiliki ketebalan di rentang 15–25 mm. Masjid dengan aktivitas tinggi shalat berjamaah lima waktu, kajian rutin, TPQ, dan berbagai agenda lain selalu diuntungkan ketika memilih karpet dengan ketebalan di sisi atas rentang ini. Tekanan dari pijakan jamaah terbagi lebih merata, dan bantalan di bawah tubuh lebih terasa.

Namun angka ketebalan saja tidak cukup. Material yang menyusun lapisan karpet berperan besar dalam menentukan apakah ketebalan itu fungsional atau hanya “terlihat tebal di awal”.

Material dan Density: Duet Penentu Umur Pakai

Secara garis besar, karpet untuk masjid bisa dibagi dua dari sisi material:

  1. Karpet sintetis (nylon / polyester)
    Lebih terjangkau, cukup ringan, dan cukup tahan lembap. Cocok untuk musholla kantor atau ruangan dengan aktivitas moderat. Kekurangannya, serat cenderung kurang lentur dan lebih cepat kempes jika digunakan pada masjid dengan tingkat kunjungan tinggi.
  2. Karpet berbahan premium (misalnya wool blend atau Turki high-density)
    Lebih elastis, nyaman di kulit, dan seratnya mampu kembali ke posisi semula setelah diinjak. Warna lebih stabil, tekstur terasa lembut, dan performa karpet tetap terjaga setelah tahun-tahun pemakaian.
  3. Di sinilah density atau kerapatan serat memainkan peran. Dua karpet bisa sama-sama tebal, tetapi jika satu memiliki kerapatan serat lebih tinggi, secara praktis:

    • pijakan terasa lebih stabil,
    • permukaan tidak cepat “tenggelam” di titik-titik ramai,

 

  • suara langkah dan aktivitas jamaah lebih teredam,
  • dan tampilan karpet tetap “berisi” di permukaan, tidak kempes.

Kerapatan serat inilah yang membuat karpet terasa “berat dan padat” saat diinjak, bukan hampa di tengah.

Menyesuaikan Ketebalan dengan Karakter Masjid

Setiap masjid mempunyai ritme dan karakter pemakaian berbeda. Karena itu, ketebalan ideal pun tidak bisa disamaratakan. Beberapa pertimbangan praktis:

  • Masjid besar dengan jamaah padat dan banyak agenda kajian
    Sangat diuntungkan dengan karpet berketebalan sekitar 20–25 mm yang padat. Tekanan intensif setiap hari perlu diimbangi bantalan yang kuat.
  • Masjid lingkungan yang ramai di waktu shalat dan beberapa kegiatan rutin
    Ketebalan di rentang 18–20 mm biasanya sudah sangat nyaman, asalkan kerapatan serat terjaga.
  • Musholla kantor atau perumahan dengan aktivitas ringan sedang
    Ketebalan 15–18 mm sering kali cukup, terutama bila ingin keseimbangan antara kenyamanan dan efisiensi biaya.
  • Area belajar anak dan TPQ
    Lebih ideal menggunakan karpet lebih tebal dan padat, karena anak-anak banyak duduk, beraktivitas, dan terkadang terjatuh. Permukaan yang empuk mengurangi risiko cedera.

Dengan pendekatan seperti ini, ketebalan tidak dipilih asal “semakin tebal semakin baik”, tetapi disesuaikan dengan realitas lapangan.

Dampak Ketebalan pada Psikologi Ibadah dan Suasana Ruangan

Kenyamanan yang diberikan karpet berketebalan tepat ternyata punya efek psikologis yang tidak ringan. Tubuh yang merasa aman, hangat, dan nyaman cenderung lebih mudah memasuki kondisi khusyuk.

Ketika permukaan karpet lembut menyentuh dahi, ada rasa dimuliakan. Saat lutut bertumpu, rasa sakit yang biasa muncul di permukaan keras hilang. Tubuh tidak lagi sibuk “mengeluh”, sehingga pikiran bisa lebih fokus pada bacaan dan doa. Ini sederhana, tapi sangat realistis.

Selain itu, karpet berketebalan baik juga berperan sebagai peredam suara alami. Gema di masjid berkubah tinggi berkurang, suara langkah menjadi lebih pelan, dan bacaan imam terdengar lebih jelas. Dalam suasana seperti itu, jamaah merasa masjid memang dirancang untuk menenangkan, bukan sekadar menampung.

Tambahan lagi, struktur serat yang memerangkap udara membuat karpet yang tebal bekerja seperti insulator suhu. Di waktu Subuh, lantai tidak terasa menusuk dingin. Di siang hari yang panas, pijakan tetap adem. Lansia dan anak-anak, dua kelompok yang paling sensitif terhadap kondisi lantai, menjadi pihak yang paling diuntungkan.

Checklist Teknis Sebelum Memutuskan

Sebelum menekan tombol “setuju” pada penawaran karpet, ada beberapa hal yang sebaiknya selalu dicek:

  1. Pengukuran ruangan yang detail
    Termasuk arah kiblat miring, posisi tiang, coakan dinding, dan bentuk ruangan yang tidak simetris. Akurasi pengukuran akan menentukan rapi tidaknya sambungan dan saf.
  2. Spesifikasi ketebalan dan density yang jelas
    Jangan hanya terpaku pada angka ketebalan. Mintalah penjelasan tentang kerapatan serat, komposisi bahan, dan berat karpet per meter.
  3. Kesesuaian dengan pola aktivitas masjid
    Masjid yang digunakan intensif butuh ketebalan dan kerapatan lebih tinggi daripada musholla kecil.
  4. Rencana perawatan jangka panjang
    Vakum rutin, cuci tahunan, ventilasi, dan tata cara menjaga karpet tetap kering dan bersih harus dipikirkan sejak awal.
  5. Instalasi oleh tim berpengalaman
    Pemasangan menentukan lurus tidaknya saf, mulus tidaknya sambungan, dan aman tidaknya pijakan jamaah. Karpet berkualitas tinggi tetap bisa terlihat jelek jika pemasangannya asal-asalan.
  6. Konsultasi dengan pihak yang paham dunia karpet masjid
    Konsultan yang berpengalaman biasanya bukan hanya menjawab “bisa”, tetapi juga memberi saran: mana yang terlalu berlebihan, mana yang kurang, dan mana yang paling seimbang.

Ketebalan Bukan Sekadar Angka, Tapi Cara Masjid Menghormati Jamaahnya

Pada akhirnya, pembahasan panjang soal ketebalan, density, dan spesifikasi teknis ini kembali pada satu hal: bagaimana masjid memuliakan orang-orang yang datang untuk beribadah. Karpet yang tepat membuat jamaah merasa disambut, bukan sekadar “ditampung”.

Memilih karpet dengan ketebalan yang pas bukan hanya urusan estetika dan kenyamanan sehari dua hari. Itu adalah keputusan yang dampaknya dirasakan setiap rakaat, setiap sujud, dan setiap kajian yang berlangsung di atasnya selama bertahun-tahun. Di sanalah letaknya nilai ibadah dari sebuah keputusan teknis yang sering tampak sepele.

Masjid yang serius memperhatikan kualitas karpetnya sedang mengirim pesan yang sangat jelas:
“Di sini, jamaah dihargai. Di sini, ibadah ingin dibuat senyaman mungkin. Di sini, rumah Allah dijaga dengan sungguh-sungguh.”

Dan setiap sujud yang berlangsung dalam kenyamanan itu diam-diam menjadi amal jariyah bagi para pengurus dan donatur yang dulu memutuskan, dengan penuh pertimbangan, untuk memilih karpet yang benar.

2019 All rights reserved ❤ Design by Al Husna